Selasa, 04 Maret 2014

SEJARAH SINGKAT DESA BEUSI DAN ASAL USUL DARI DESA GANDAWESI


SEJARAH SINGKAT DESA BEUSI
DAN
ASAL USUL DARI DESA GANDAWESI
Dalam pertengahan abad ke 14 tepatnya tahun 1404 - 1440 Masehi berdirilah Desa yang berdiri di pinggiran sungei Cikeruh yang dinamakan Desa LEUWITINGTING yang berada dibawah Kesultanan Cirebon.
Di Desa Leuwitingting ini dikepalai oleh seorang yang Gagah dan Sakti yang bernama RADEN H. JAFAR SIDIQ yang memerintah mulai tahun 1404 sampai dengan 1440 atau selama 36 tahun.
Pada waktu itu beliau disebut Kuwu, dan untuk menjalankan roda Pemerintahannya mengangkat seorang LEBE yang bernama MARYAM pamannya sendiri serta beberapa Rurah, sedangkan batas wilayah dari Desa Leuwitingting adalah :
-.
Sebelah Utara
:
Desa Cadang Pinggan
-.
Sebelah Timur
:
Desa Plered
-.
Sebelah Selatan
:
Desa Patuanan
-.
Sebelah Utara
:
Desa Pajagan

Dan selama memerintah 36 tahun Desa Leuwitingting dalam keadaan Subur Makmur Gemah Ripah Loh Jinawi, bahwa penduduknya memeluk bermacam - macam Agama yang diantaranya Islam, Budha, Hindu dan Animisme dan disinilah peran dari pada seorang H. JAFAR SIDIQ untuk Syiar Islamnya.
Guna mempermudah penyebaran Agama Islam, beliau membuat BEDUG yang terbuat dari pada POHON SIDAGORI yang suaranya mengema sampai ke Cirebon sehingga terdengar oleh GUSTI SINIHUN CIREBON, dan beliau langsung mengutus seorang yang bernama SYEH BENTONG untuk meminta Bedug yang ada di Desa Leuwitingting, maka dikabulkanlah permohonan Gusti Sinuhun oleh Kuwu Leuwitingting dan Bedugpun langsung dibawa ke Keraton Kasepuhan Cirebon yang hingga kini Bedugnya pun masih ada dan utuh yang diberi nama oleh Gusti Sinuhun yakni BEDUG SIDAGORI.
Kurang lebih tahun 1440 Masehi terjadilah Musibah Hama perusak tanaman padi dan palawija (Wereng, Tikus dan Sundep) yang sangat ganas menimpa Desa Leuwitingting dan hal ini hingga terdengar oleh Gusti Sinuhun Cirebon dan beliaupun segera datang untuk memberikan bantuan kepada rakyat / masyarakat Desa Leuwitingting.
Didalam perjalanannya beliau membawa semacam kendaraan Tradisional yang namanya Pedati yang isinya mengangkut obat-obatan seperti Ukup Menyan dan lain-lain guna memberantas Hama yang merajalela, dan ditengah perjalanan Pedati yang membawa obat-obatan tersebut terperosok masuk Parit yang cukup dalam sehingga Pedatipun selip hingga menghambat perjalanan sang Gusti Sinuhun Cirebon.
Kebetulan kejadian tersebut dekat dengan yang namanya Kampung Kedongdong (sekarang Desa Sukawera-Ligung) dengan Desa Leuwitingting, ahirnya Gusti Sinuhun Cirebon meminta bantuan kepada Kuwu Leuwitingting untuk mengangkat Pedati yang terperosok perit tersebut namun secara kebetulan datanglah RURAH KEDODONG  yang bernama KIMERTABUMI.
Dan KIMERTABUMI pun menawarkan jasa kepada sang Gusti Sinuhun Cirebon atas kesanggupannya mengangkat Pedati yang terperosok ke dalam parit tersebut dengan serta merta sang Gusti Sinuhun Cirebon pun merestuinya, ahirnya pedatipun terangkat ke jalan oleh Kimertabumi setelah itu datanglah Kuwu Leuwitingting (RADEN H. JAFAR SIDIQ), kemudian Gusti Sinuhun menyerahkan bantuan obat-obatan untuk menangkal hama sekaligus member Gelar kepada Kuwu Leuwitingting yaitu Raden H. JAFAR SIDIQ  atas jasa-jasanya dengan sebutan PANGERAN NALABAYA yang artinya ABDI NEGARA juga dapat diartikan NALA itu SURAT dan BAYA itu PERJANJIAN sebagai Abdi Negara yang memegang Surat Perjanjian yang siap menghadapi segala macam tantangan, dan Gusti Sinuhunpun memberikan Panji MACAN ALI Lambang Bendera Cirebon serta memberi Gelar kepada Rurah Kedongdong yaitu KIMERTABUMI menjadi JIWANTAKA artinya orang yang Berjiwa Besar Taat dan Patuh kepada Pimpinan.
Selanjutnya sekitar tahun 1463 - 1475 Gusti Sinuhun memerintahkan Kuwu Leuwitingting agar desanya dipindahkan ke ALAS GANDOK agar tidak kena musibah lagi, dan ahirnya Kuwu Leuwitingting, Lebe Maryam beserta para Rurah juga masyarakat Desa Leuwitingting pindah ke ALAS GANDOK.
Di Alas Gandok itulah dibangun Balai Desa, Masjid di Hulu Dayeuh dibangun Padepokan Karapyak dan Sumur namun ketika membuat Sumur dengan kedalaman tertentu didalamnya diketemukan Beusi yang melintang sejak saat itu Sumur tersebut dikasih nama Sumur Beusi dan sekarangpun Sumur tersebut masih ada.
Atas kejadian tersebut ahirnya RADEN H. JAFAR SIDIQ / PANGERAN NALABAYA, LEBE MARYAM dan para RURAH beserta Masyarakat sepakat mengganti Desa Leuwitingting menjadi Desa Beusi.
Pada suatu hari RADEN H. JAFAR SIDIQ / PANGERAN NALABAYA Kuwu Desa Beusi memanggil sang Paman Lebe MARYAM untuk bisa hadir dihadapan beliau setelah berhadap hadapan ahirnya beliau mengutarakan kepada sang Paman Lebe MARYAM  bahwa dirinya telah mendapat wangsit untuk bisa menghadap kepada sang Gusti Sinuhun Cirebon untuk itu beliau menitipkan Pemerintahan Desa kepada Paman Lebe MARYAM dan sebagai Bukti beliau memberikan SUMBUL BUK beserta isinya.
Sejak tahun 1440 - 1448 itulah sang paman Lebe MARYAM menjabat jadi Kuwu Desa Beusi dan Lebe Desa Beusi (Bewu) ahirnya RADEN H. JAFAR SIDIQ / PANGERAN NALABAYA Kuwu Desa Beusi meninggalkan Desa Beusi untuk memenuhi wangsitnya menghadap Gusti Sinuhun Cirebon dan sejak saat itu pula beliau tidak pernah kembali lagi ke Desa Bausi.
Hanya dalam kurun waktu 8 tahun Lebe MARYAM menjabat menjadi Kuwu di Desa Beusi dikarnakan beliau meninggal dunia dan dimakamkan di Padepokan Karapyak dan sekarang makamnya pun dikeramatkan masyarakat setempat dan masa itu disebut sejarah TIANGNGANJUNG.
Kemudian kepemimpinan Desa Beusi dilanjutkan oleh E.B. GELOK tahun 1448 - 1457 dengan sejarah BATA POLENG, dilanjutkan oleh E.B. KEMUS tahun 1457 - 1463 beliau adalah Putra E.B.NALABAYA 1.
Selanjutnya mulailah sejarah GANDOK SUMUR BEUSI, dimulai dari Buyut MARGAPATI tahun 1463 - 1475, Buyut WANAPATI tahun 1475 - 1482, Buyut MASKINEM tahun 1482 - 1490, Buyut NEMBOY tahun 1490 - 1496, Buyut SAWINEM tahun 1496 - 1504, Buyut DAWISEM tahun 1504 - 1512, Buyut KANEM tahun 1512 - 1521, Buyut JIBLUG (Putra Kemus 2) tahun 1521 - 1537, Buyut DAISAH tahun 1527 - 1535, Buyut KARSIDAH tahun 1535 - 1542, Buyut KANISEM tahun 1542 - 1551, Buyut BETOK tahun 1551 - 1562.
Buyut KARSIJEM tahun 1562 - 1570 dimulainya sejarah KOSAMBI LANUD S SUKANI, Buyut NARISEM tahun 1570 - 1577, Buyut MANISEM tahun 1577 - 1585.
Buyut ABAS SEYONG tahun 1585 - 1596 dimulainya sejarah BABAD ALAS LEUWEUNG BANTARJATI, Buyut SANIDIN tahun 1596 - 1609, Buyut KAMER tahun 1609 - 1618, Buyut SAYIDIN tahun 1618 - 1625, Buyut NURSIDAH tahun 1625 - 1633, Buyut YAMAD tahun 1633 - 1641, Buyut NASEM tahun 1641 - 1653, Buyut WALIR tahun 1653 - 1664, Buyut KASJAM tahun 1664 - 1675, Buyut KAMUD tahun 1675 - 1684, Buyut SALU tahun 1684 - 1690, Buyut KARSIJAM tahun 1690 - 1715, Buyut RAKEM tahun 1715 - 1727, Bapak RAKSA NANGGO tahun 1727 - 1741, Bapak MARSAN tahun 1741 - 1754.
Ketika Kuwu Desa Beusi dijabat oleh Bapak SANTAN tahun 1741 - 1766 Desa Beusi dipindahkan dari Hulu Dayeuh ke Blok KELENTING dekat kampung Pilang sekarang, Bapak KASMIJAN tahun 1766 - 1781, Bapak SAIMBAR tahun 1781 - 1795, Bapak SAWIJAN tahun 1795 - 1818, Bapak JAYIM SURALAKSANA tahun 1818 - 1821, Bapak MISKEM SURA tahun 1821 - 1849, Bapak RESI RAKSA GUNA tahun 1849 - 1862, Bapak MEMED YUDALAKSANA tahun 1862 - 1876, Bapak ASJEM SURADILAGA tahun 1876 - 1909, Bapak MARMAH tahun 1909 - 1912, Bapak SUMI tahun 1912 - 1935, Bapak MARSAI tahun 1935 - 1938.
Bapak PARTA DISASTRA tahun 1938 - 1948 (1942 JAMAN EVAKUASI PINDAH KE TETELAR SAGANDU / PINDAH PAKSA OLEH TENTARA JEPANG KE SEBELAH SELATAN DUKUH HUMA DEKAT TELEKTEK 1 PASANTREN DAN TELEKTEK 2 ENTUK).
 Bapak SAPTA tahun 1948 - 1951, Bapak RASJAM tahun 1951 - 1955, Bapak SAKAYA tahun 1955 - 1959, Bapak CASWA tahun 1959 - 1962, Bapak TALIM SURYAM tahun 1962 - 1973.
 Bapak SUTIA ANDON tahun 1973 - 1993 yang memprakarsai Desa Beusi di Mekarkan dan mulai 1 Juni 1982 beliau dilantik menjadi Kuwu Desa Gandawesidan Pejabat Desa Beusi oleh TOTO WIRANTA Jabatan Kaur Pemerintahan. 
Bapak R MADHASIM tahun 1983 - 1993, Bapak DADANG AGUS RANA tahun 1993 - 2008 (2 Periode), Bapak EENG TAAM tahun 2008 - 2014. 
Demikian sejarah singkat Desa Beusi (sekarang) mohon maaf bila ada pakta sejarah yang belum terungkap dan masih banyak kekurangan disana sini.
Gandawesi, 11  Nopember  2012.
Wasalamu’alaikum Wr.Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar